Pidie Jaya: gurahonline.com
Maraknya Pengrusakan APK (Alat Peraga Kampanye) seperti baliho dan spanduk pasangan calon bupati dan wakil bupati Pidie Jaya, di beberapa titik lokasi, mencerminkan Demokrasi di Pidie Jaya, masih buruk.
Salah satu warga yang juga Ketua Poros Muda, menanggapi serta berpesan agar warga tidak saling mencederai pesta demokrasi dengan hal-hal yang memalukan, karena kedua Paslon merupakan putra-putra terbaik Pidie Jaya. Pesan ini disampaikan Bos Jey, melalui media ini, Senin, (28/10/2024).
Menurut Jailani, yang akrab disapa Bos Jey, pengrusakan baliho mencerminkan etika berpolitik masih kurang.
“Siapapun yang telah memenuhi persyaratan sebagai Paslon di Pilkada, seharusnya dihargai, karena mereka adalah putra terbaik di Pidie Jaya. Persoalan siapa yang akan kita dukung, itu hak kita semua secara pribadi. Siapa yang terbaik menurut kita, ya itu yang kita pilih,” ujarnya.
Bos Jes, juga menambahkan, seharusnya Pidie Jaya jadi teladan bagi kabupaten lain, bahwa Pidie Jaya masyarakatnya sudah pinter, dalam menghadapi pemilu.
“Sebagai warga negara yang baik, seharusnya kita menghargai hak-hak orang lain. Baik sebagai peserta pemilu maupun para pemilih. Tidak saling merusak,” tambah Bos Jey.
Selama dua pekan terakhir, Sejumlah baliho, terutama baliho Paslon nomor urut 1 (SABAR), dirusak OTK dimana-mana. Di kecamatan Ulim, kecamatan Meureudu, bahkan di kecamatan Bandar Baru. Ini mencerminkan etika berpolitik kita belum sehat. Memalukan,” lanjut Bos Jey.
“Kita telah mendengar ikrar Pilkada Damai, Zikir Pilkada Damai dan lain lain. Tapi itu hanya sebatas ucapan saja. Sebab dalam kenyataannya di lapangan, masih terjadi, bahkan marak terjadi pelanggaran pemilu damai,” pungkasnya.