H. Sibral Malasyi; Kakao di Pijay Terbengkalai, Kebun Sawit Bertebaran

Pidie Jaya: gurahonline.com

Kebun Kelapa Sawit semakin digalakkan di Pidie Jaya, sementara Kakao, seakan terbengkalai. Padahal secara logika, pemilik kebun sawit rata-rata pengusaha yang kondisi ekonomi menengah ke atas, sementara pemilik kebun kakao (coklat) rata-rata warga berekonomi menengah ke bawah. Menanggulangi hal tersebut, Pasangan Sabar, dengan motto Perubahan akan merubah kondisi ini.

Dalam pertemuan singkat dengan cabup Pidie Jaya, nomor urut 1, H.Sibral Malasyi, Minggu 6 Oktober 2024 mengatakan, bahwa situasi pertanian dan perkebunan kita di Pidie Jaya, perlu kita evaluasi.

“Pidie jaya yang sudah puluhan tahun dikenal dengan hasil kakao dengan kwalitas tinggi, saat ini seakan telah terabaikan dengan berbagai persoalan, padahal, kebun kakao mayoritas milik rakyat kecil,” ujar Nyaksyi, panggilan akrab Sibral Malasyi.

Baca juga Artikel ini:  Herry Ahmadi Jabat Ketua Tim Pemenangan Sabar

Lebih lanjut Nyaksi meneruskan. “Kurangnya pembinaan dan bantuan kepada petani coklat, terutama petisida untuk penangkal hama membuat petani seakan enggan merawat coklat yang ada, apalagi menanam baru. Ditambah lagi soal harga yang sedikit minim. Tapi tiba-tiba harga coklat melambung di atas Rp 100 000 perkilgram, buah coklat tidak ada,” ujar Nyaksi.

“Sementara, Pemkab mengarahkan perkebunan kelapa Sawit, warga Pidie Jaya berlomba-lomba menanam sawit, dengan membuka ribuan hektar lahan baru. Tapi pelakunya para pengusaha,” sebut Nyaksyi.

Ketidak adilan ini, Paslon Perubahan berjanji, jika mereka menang di pilkada ini, maka kebijakan ini akan diubah. Memajukan ekonomi rakyat kecil dengan tanpa mengurangi ekonomi para pengusaha. Artinya, para petani kakao juga harus dibina dan dibantu oleh pemerintah. Dan lahan kakao juga perlu di tambah lagi, karena itu punya rakyat kecil.

Baca juga Artikel ini:  Herry Ahmadi Jabat Ketua Tim Pemenangan Sabar

Meskipun dalam catatan BPS, lahan kakao yang sudah ditanam warga di Pidie sejak puluhan tahun yang lalu, saat ini luasnya mencapai 14 ribu Hektar lebih, tapi hasil panen tidak seimbang dengan luas lahan. Dan ini perlu perhatian pemerintah. Petani kakao perlu dibantu.

Penyebab ini telah dikaji oleh tim SABAR, dan akan dicari solusi jika SABAR menang di pilkada nanti.

Baca juga Artikel ini:  Herry Ahmadi Jabat Ketua Tim Pemenangan Sabar

Sementara sawit di Pidie Jaya, hanya baru dimulai sekitar 5 tahun yg lalu, luas perkebunan sawit telah mencapai 1.491,50 hektar. Tapi bukan milik rakyat kecil, hampir 80 persen milik orang kaya.

Penulis: Ismail MAEditor: Redaktur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *