Pidie Jaya: gurahonline.com– Jika kami (paslon 01) terpilih jadi bupati dan wakil bupati Pidie Jaya, kita akan ubah Pidie Jaya dari segala lini yang masih kurang, termasuk para kontraktor di Pidie Jaya, baik kontraktor besar maupun kontraktor kecil akan kita libatkan dalam pekerjaan infrastruktur daerah, baik itu pekerjaan awal maupun rehabilitas. Hal itu diutarakan H SIbral Malasyi, Jumat, (08/11/2024).
Dalam melaksanakan pekerjaan proyek di Pidie Jaya, kita akan menggunakan jasa kontraktor dalam daerah sendiri, baik yang besar maupun kecil, sesuai dengan kelas pekerjaannya. Jangan sampai kontraktor di Pidie Jaya hanya menonton kontraktor luar yang bekerja di sini “Buya krueng ka teu dong-dong, Buya tamoeng yang raseuki (Buaya sungai sudah menunggu, buaya masuk yang dapat rezeki). Apakah selama ini seperti itu, biarlah masyarakat yang menjawabnya.
Baik yang anggarannya berasal dari APBK, APBA, APBN maupun dana Otsus (Doka). Kontraktor di daerah sendiri jangan sampai cuma nonton saja.
“Bagi kami, tidak ada kelompok, dan semua kontraktor akan kita libatkan. Tidak ada istilah Cek Lah. Semua warga Pidie Jaya harus dapat keadilan sesuai dengan skill mereka. Jadi para kontraktor tidak perlu ragu, kami akan berlaku adil,” ujar SIbral Malasyi.
Selain itu, pembangunan yang akan kita bangun harus tepat guna dan sasaran.Bukan sekedar membuka bangunan baru, sehingga alokasi anggaran yang cukup besar jangan terkesan mubazir alias sia-sia. Karena lokasi bangunan yang tidak tepat guna akan jadi bangunan tua yang tidak berpenghuni. Mubazir.
Contohnya, bangunan Pasar Ikan dan sayur-sayuran di Simpang 4 Meurah Dua, sampai saat ini tidak berfungsi. Siapa yang salah.
Bukan hanya itu, pasar ikan ibu Kota Kabupaten juga saat ini seperti bukan pasar ibu kota, kumuh dan kotor, sehingga terkesan pasar mati dan tidak bertuan. Tumbuhlah pasar-pasar ikan liar di pinggir jalan, dekat sekolah dan lain-lain, yang imbasnya pasar induk akan mati.
“Kedepan, kita akan atur biografi ini sebaik mungkin, agar pedagang bisa mencari rezeki, bersih dan terpelihara. Sehingga terbentuklah pasar kabupaten yang indah dan asri.”
“Agar hari pekan di pusat kota Meuredu, benar-benar hari pekan yang ramai. Apakah sekarang tidak asri dan tidak ramai hari pekan di Merdu? Datanglah hari Pekan (Rabu), seberapa ramai?,” Sibral Mempertanyakan.
Kita akan mengubahnya, “itulah makna perubahan,” pungkas Sibral Malasyi.