Aceh Tenggara: gurahonline.com
Miliyaran dana pemeliharaan jalan Nasional batas Gayo, Aceh Tenggara dan Sumatera Utara (Sumut) bersumber dari APBN BPJN Aceh. Namun dana miliyaran tersebut terkesan tak sesuai dengan yang di harapkan.
Pasalnya masih banyak jalan Nasional yang rusak, saluran parit tersumbat dan lainnya tak pernah tuntas diperbaiki sampai saat ini. Bahkan masih ditemukan lubang yang menghiasi ruas jalan Nasional mulai dari rumah Bundar Ketambe hingga perbatasan Lawe Pakam, Aceh Tenggara-Sumatera Utara.
Terliha juga di sepanjang ruas jalan Nasional di Aceh Tenggara-Sumatera Utara di Desa Sabilussalam Kecamatan Babul Makmur masih banyak ditemukan jalan yang berlubang dan bergelombang.
Namun pihak BPJN Aceh terkesan tak peduli dengan kondisi jalan tersebut, dengan anggaran miliyaranyang di anggarkan oleh BPJN setiap tahunnya, seharusnya tidak ada lagi kondisi jalan yang rusak dan bergelombang, seperti saat ini.
Hal ini menandakan pengawasan terhadap pekerjaan jalan Nasional di wilayah PPK 35 ini dinilai cukup lemah dari BPJN Aceh, padahal setiap tahun dialokasikan untuk pemeliharaan jalan Nasional di wilayah itu.
Tetapi, sampai saat ini jalan di daerah itu tak juga mulus alias masih banyak lubang dan bergelombang serta saluran parit pun tersumbat, denga anggaran miliyaran hal tersebut tidak bisa dituntaskan,” jadi kemana semua anggaran yang dikeluarkan itu.
Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh Askhalani saat dihubungi awak media Gurahonline.com, Selasa (04/06/2024). Ia minta Kejati Aceh agar menurunkan tim untuk mengaudit anggaran rutin dari tahun ke tahun untuk pekerjaan jalan Nasional di Aceh Tenggara, sebut Ia.
Sementara itu pejabat pembuat komitmen (PPK) 35 BPJN Aceh. Jaya saat dikonfirmasi gurahonline.com terkait hal itu melalui via whatsapp pribadinya mengatakan, mengenai alokasi dana pertahunnya, yang memiliki anggaran PA/KPA, apalagi terkait perubahan dan revisi anggaran, katanya.
Usia Aspal jalan di Aceh Tenggara sepengetahuan kami, kata Jaya lagi,aspal itu rata rata sudah lebih 8 tahun dan bahkan di beberapa titik masih ada aspal tahun 2008, tentu untuk mempertahankan umur rencana perlu tiap tahun dilakukan pemeliharaan untukk mempertahankan pelayanannya terhadap penggunaan jalan.
Adapun terkait saluran yang sumbat sudah dilakukan pembersihan, namun tentu dengan adanya longsor, dan banjir hal tersebut mengakibatkan saluran tersumbat kembali, apalagi pada beberapa titik tertentu banyak kami temui sampah plastik dan goni,’’ Kami juga sudah mengupayakan perbaikan saluran yang rusak, dan pembuatan saluran baru, katanya.
Masih kata Jaya, untk jalan -jalan yang berlubang sudah dilakukan penambalan, namun memang masih belum sempurna karena kami sangat tergantung pada produksi aspal. Untuk tambalan/patching yang rusak cenderung di lokasi pipa masyarakat yang bocor. Kerusakan pada patching ini akan diperbaiki kembali. Ujar Jaya. (Red)