Pidie Jaya: gurahonline.com– H. Syibral Malasyi dan Hasan Basri layak digelar sebagai Pahlawan Demokrasi di Pidie Jaya. Sebab atas usaha dan perjuangan mereka dalam mencegah Pilkada Kotak Kosong di Pidie jaya, terkabul. Juga berkat Restu dan Doa Ulama Kharismatik Aceh, Abu Kuta Krueng dan para alumni Dayah serta dukungan penuh masyarakat Aceh yang cinta Demokrasi. Hal ini diutarakan sekretaris PPD PAN Pidie Jaya, Mahlil, Jumat, 22/11/2024.
Sebagaimana diketahui, ditahap-tahap awal penerimaan paslon bupati pilkada 2024 di Pidie Jaya, seluruh partai politik besar di Pidie Jaya, telah membuat koalisi besar yang dikomondoi oleh Partai Aceh (parlok).
Sebanyak 13 Partai (parlok dan parnas) telah bergabung bersama Partai Aceh dalam koalisi gemuk, yaitu Partai Aceh (10 kursi), Gerindra (2 kursi) PPP (2 kursi, Nasdem (2 kursi) Demokrat (2 kursi) dan Golkar (1 kursi) dan PAN (3 kursi) Serta beberapa parpol lain yang non kursi yaitu, PBB, PDIP, PKS, PDA, Gelora. Hingga total kursi dari koalisi gemuk berjumlah 22 kursi, sedangkan kursi di DPRK Pidie Jaya berjumlah 25 kursi. Hingga tersisa 3 kursi lagi, yaitu PAS Aceh (1 kursi) dan PKB (2 kursi). Secara aturan dan UU, sudah dipastikan di Pidie Jaya akan digelar Pilkada Kotak Kosong, sebab tidak ada Paslon lain yang memenuhi syarat untuk maju.
Karena tahapan penerimaan paslon masih tersisa 7 hari lagi, Pahlawan Demokrasi (Syibral Malasyi dan Hasan Basri), hampir putus asa. Tapi karena niat yang baik dan ikhlas demi mencegah pembungkaman demokrasi (pilkada kotak kosong) bagi masyarakat, Allah menunjukkan jalan. Ulama kharismatik Aceh, Abu Kuta Krueng memberi restu dan menyuruh agar Syibral Malasyi terus melobi ke Jakarta untuk mendapat dukungan dari parnas yang memiliki kursi di DPRK, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) agar warga Pidie Jaya jangan dihadapkan pada kotak kosong. Tetapi harus ada Paslon lain yang akan bersaing melawan koalisi gemuk.
Dengan tersisa 2 (dua) Partai yang memiliki kursi di DPRK Pidie Jaya, yaitu Partai PAS Aceh (parlok) 1 (satu) kursi, PKB (parnas) 2 (dua) kursi. Sedangkan syarat untuk maju sebagai Paslon minimal harus ada 4 kursi.
Secara kasat mata, sudah dipastikan Pilkada di Pidie Jaya, bakal terjadi 1 (Paslon). Untuk saingannya hanya kotak kosong. Rencana dan angan-angan koalisi besar sudah di depan mata, tapi buyar tatkala Ketua Umum PAN secara resmi membalik arah, membatalkan (mencabut) keputusan awal memberi dukungan ke koalisi gemuk, serta membuat keputusan baru, untuk mendukung Syibral Malasyi.
Perjuangan dua putra terbaik Pidie Jaya (Syibral Malasyi dan Hasan Basri) berjuang mati-matian berusaha menyelamatkan Demokrasi, perlu diacungi jempol dan diapresiasi oleh seluruh masyarakat Pidie Jaya yang cinta Demokrasi. Berkat perjuangan mereka, mata masyarakat kembali terbuka, bahwa di Pidie Jaya masih banyak SDM yang mampu duduk sebagai bupati dan wakil bupati. Juga
masyarakat bisa menentukan pilihan dan berdemokrasi secara bebas. Masyarakat bisa merasakan pesta demokrasi dan memilih calon yang bukan dari satu Paslon saja. Demokrasi itu bukan milik golongan dan kelompok, tetapi milik semua masyarakat.
Mayoritas Masyarakat Pidie Jaya mengharapkan adanya perubahan, tidak mau melawan kotak kosong. Sebab jika terjadi pilkada kotak kosong, terkesan seakan-akan tidak ada SDM di Pidie Jaya. Hanya ada dua orang saja. Padahal, sesungguhnya masih banyak putra-putra terbaik Pidie Jaya, yang SDM nya melebihi Said Mulyadi dan Saiful Anwar. Cuma mereka kurang berani melawan koalisi besar. Mereka terpaksa diam diri.
Isu perlawanan Kotak Kosong yang sempat menggema kala itu, terkesan seakan Petahana ingin mempertahankan kekuasaannya setelah jadi Wakil Bupati selama dua periode (2014-2024).
Tentunya menjadi situasi yang sangat memalukan bagi Kabupaten Pidie Jaya dengan julukan Nanggroe Japakeh Keuneubah Ulama, tanpa SDM, Padahal didalamnya berdiri megah Pesantren dan Dayah di setiap Kecamatan dalam Kabupaten Pidie Jaya.
Syibral Malasyi, sosok Pahlawan Demokrasi, seorang pengusaha sukses yang memiliki jiwa visioner, alumni Dayah Darul Munawwarah, salah satu Dayah besar dan berpengaruh di Aceh dibawah naungan Abu Usman Ali Kuta Krueng, salah seorang ulama Kharismatik Aceh.
“Langkah Syibral Malasyi dalam mencari dukungan tentunya tidak semulus dan semudah yang dibayangkan, ada suka dan duka telah dilewati untuk mencalonkan diri maju sebagai calon Bupati Pidie Jaya,” ucap Mahlil, Sekretaris DPD PAN Pidie Jaya, merangkap sebagai sekretaris Pemenangan Paslon 01 (H. Syibral Malasyi – Hasan Basri) sebagai mana dikenal dengan sebutan paslon SABAR.
Sebelumnya, Syibral mendapatkan restu dari masyarakat untuk berpasangan dengan Yusri Yusuf ( Yusri Melon) yang kala itu masih menjabat sebagai ketua Nasdem Pidie Jaya. Namun dalam perjalanan Yusri melon tidak mendapatkan dukungan dari DPP Nasdem, yang akhirnya membuat langkah H. Syibral sempat terhenti sejenak.
Karena telah memiliki 3 kursi, Syibral Malasyi perlu 1 kursi lagi. Awalnya H. Syibral melakukan pendekatan dengan Yusri Melon, namun kandas di tengah jalan. Akhirnya Syibral menyampaikan perihal tersebut kepada Abu Usman Ali Kuta Krueng, Pimpinan Darul Munawwarah.
“Abu long lake Meuah, langkah long ka terhenti, hansep saboh kursi Teuk, (Abu saya minta maaf, langkah saya sudah terhenti, tidak cukup satu kursi lagi,” imbuh Mahlil, menirukan ucapan Syibral Malasyi, sebagaimana dalam setiap pertemuan disampaikan kepada masyarakat.
Lanjut Mahlil, Abu Kuta Krueng sempat menundukkan kepala sejenak, lalu mengucapkan, “Mita lei gata dukungan kursi beu leubeh dua boh kursi,” (cari oleh mu dukungan kursi harus lebih dua kursi), ucap Abu Kuta Krueng. Saat itu, Syibral sempat Shok dan merenung.
“Kursi yang Kana 3 boh, hansep 1 boh, abu geu nyu mita beu leubeh dua boh,” (kursi yang sudah ada 3, tidak cukup 1, tapi abu meminta kursi harus lebih dua kursi dari yang dibutuhkan,” ucap Sibral.
Dua kali abu mengucapkan kalimat yang sama, akhirnya tanpa basa basi, Syibral dan Hasan Basri terbang ke Jakarta untuk melakukan pertemuan dengan Zulkifli Hasan, selaku Ketua DPP PAN Pusat .
Dalam pertemuan tersebut, tidak terlalu banyak yang di bicarakan. Intinya Syibral dan Hasan Basri mendapatkan dukungan dan Rekomendasi dari DPP PAN Pusat. Hingga Syibral Malasyi-Hasan mendapat 6 kursi. Yaitu PAN 3 kursi, PKB 2 kursi, dan PAS Aceh 1 kursi. Sementara koalisi gemuk, semula 22 kursi, tinggal 19 kursi, setelah PAN berpaling ke Syibral Malasyi-Hasan Basri.
“Alhamdulillah, atas Restu Ulama dan dukungan dari Masyarakat Pidie Jaya, Pilkada Kotak Kosong, batal digelar di Pidie Jaya. Dua putra terbaik Pidie Jaya telah mengubah peta pilkada, terutama gagalnya Pilkada Kotak Kosong, merupakan sebuah kemajuan, untuk membuka mata masyarakat bahwa pemilu (demokrasi) itu bukan milik golongan, tetapi milik semua masyarakat perubahan Pidie Jaya khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“Atas keberhasilannya, Dua sosok Pahlawan Demokrasi ini, perlu diberi kesempatan untuk menciptakan Perubahan di Pidie Jaya. Jika Abu Kuta Krueng dan para alumni Dayah mendukung SIbral Malasyi-Hasan.Basri, bagaimana dengan kita yang masyarakat awam, apakah berpaling serta melawan Abu Kuta Krueng,” pungkas Mahlil mempertanyakan.