ACEH TENGGARA, Gurahonline.com – Untuk menjaga ketahanan pangan nasional, petani padi (gabah) di Kabupaten Aceh Tenggara, di himbau agar terus menjaga dan melestarikan keariban Lokal.
Demikian disampaikan Kadis Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara Riskan SP kepada Gurahonline.com, saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (19/4/2024).
Dikatakannya, zaman dahulu para petani kita, begitu panen padi selalu menyimpannya di Berandang (tempat penyimpanan khusus padi-red).
Artinya mereka selalu membuat stok cadangan pangan, paling tidak untuk stok sekali musim tanam. Walau sistem tersebut dianggap kuno, tapi cara itu lebih efektif, kata Riskan.
Zaman sekarang ini, begitu petani kita panen, hasil panennya langsung dijual semua ke tokeh.
Harga Patokan Pemerintah ( HPP ) untuk gabah saat ini Rp.6.000 per kilogram. Sementara tokeh berani beli Rp.7.000/ kg, akhirnya petani tergiur, lalu menjual semua padinya tanpa ada disisihkan.
Inilah yang menjadi permasalahan di semua daerah termasuk Aceh Tenggara, sebagai penyebab terjadinya kelangkaan beras dan tingginya harga di pasaran. Kita tidak akan pernah merasa pening, kalaupun harga di pasar sangat tinggi, karena stok cadangan beras di rumah selalu ada.
Untuk itu diharapkan kepada petugas PPL kita, agar terus mengimbau para petani, supaya terus melestarikan keariban lokal tersebut, sehingga permasalahan kelangkaan dan tingginya harga beras di pasaran dapat teratasi, ujarnya.
Riskan menjelaskan, Tahun 2023 untuk kebutuhan beras di Kabupaten Aceh Tenggara mengalami Surplus sekitar 13.342 Ton.
Luas tanam padi Januari – Desember 2023 seluas 11.268 Ha, dengan luas panen 7.930 Ha.Dari luas panen tersebut mampu menghasilkan produksi rata rata 6,9 Ton per hektar. Kalau dikalikan akan mengeluarkan produksi Gabah Kering Panen(GKP) sebanyak 54.717 Ton.
Kalau dikonversikan GKP ke beras 64,74 % berarti 34.329 Ton. Sementara menurut data BPS Tahun 2023 penduduk Aceh Tenggara 230 ribu jiwa, kebutuhan beras per orang per hari 250 gram. Kalau dikali setahun (365) berarti 20.987,5 Ton.
Aceh Tenggara menghasilkan beras sebanyak 34.329 Ton tahun 2023 sementara kebutuhan beras hanya 20.987,5 Ton, berarti kita surplus beras 13.342,5 ton, terang Riskan.
Riskan juga menjelaskan, target padi di Tahun 2023 seluas 13.353 hektar dari musim tanam Oktober 2022 hingga Maret 2023. Sementara musim tanam rendengan seluas 7.938 hektar dan musim tanam gadu bulan April hingga September 2023 seluas 5.415 hektar.
‘’Untuk Tahun 2024 kita upayakan produksi padi(gabah) kita jauh lebih meningkat lagi’’, pungkasnya***